Gubernur Ganjar Pranowo memberikan sertifikat ODF kepada daerah yang sudah 100 persen bebas buang air besar sembarangan. |
Semarang-Ada banyak faktor yang menyebabkan turunnya angka kematian ibu (AKI), dan angka kematian bayi (AKB) di Jawa Tengah. Satu di antaranya adalah meningkatnya kesadaran masyarakat, dalam memerhatikan kesehatan ibu hamil.
Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan AKI dan juga AKB di Jateng, terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Hal itu juga tidak lepas adanya program dari pemprov, lewat program Jateng Gayeng Nginceng Bareng Wong Meteng.
Pada masa kepemimpinannya, jelas Ganjar, memang fokus terhadap penurunan AKI maupun AKB. Terlebih lagi, target Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 yang dicanangkan berada di bawah 70 per 100 ribu kelahiran hidup.
Menurutnya, terjadi penurunan yang cukup tajam terhadap AKI di Jateng sejak 2013 lalu. Pada 2013, tercatat AKI di Jateng mencapai 613 kasus dan saat ini 421 kasus AKI pada 2018. Sedangkan AKB juga mengalami penurunan, pada 2016 sebanyak 5.485 kasus dan saat ini 4.481 kasus di 2018.
"Kita itu targetnya turun, tapi SDGs lebih tinggi lagi. Angkanya 70 di tahun 2030, dan sekarang kita 79. Jadi, Insya Allah kita akan tekan lagi. Maka, Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng itu nampaknya mendapat perhatian tidak hanya nasional, tapi dunia. PBB juga sudah memberi pengakuan," kata Ganjar, Rabu (27/3).
Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo menambahkan, dengan meningkatnya target pembangunan kesehatan di provinsi ini juga memberi dampak bagi kesehatan masyarakat. Hal itu terlihat, dari angka harapan hidup warga Jateng juga mengalami perubahan.
"Pada 2013, angka harapan hidup masyarakat Jateng 72,6 tahun dan dua tahun setelahnya menjadi 74,08 tahun. Ini akan terus kami tingkatkan," ujar Yulianto. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar