Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bersama Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi saat menghadiri perayaan Imlek di Kelenteng Sam Po Kong belum lama ini. |
Semarang-Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo, untuk bisa memberikan edukasi dan menjadi penengah, tentang polemik yang terjadi di SD Negeri Purwotomo. Yakni, adanya 14 siswa di sekolah itu ditolak sebagian orang tua murid untuk mengikuti kegiatan belajar.
Menurutnya, meskipun ke-14 siswa itu diduga mengidap HIV/AIDS bukan berarti harus dikucilkan dan dijauhi. Sehingga, Wali Kota Solo Hadi Rudyatmo harus bisa segera mengambil tindakan.
Ganjar menjelaskan, setiap anak atau warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan tidak boleh ada diskriminasi. Termasuk, para siswa SD itu yang mengidap HIV/AIDS.
"Dijelaskan orang tunya, dijaki rembugan dan dijelaskan apa itu HIV/AIDS serta bagaimana penularannya. Bagaimana cara kita berkomunikasi dengan mereka. Mereka itu butuh ditemani, kita ada cara-cara mengedukasi itu. Saran saya segera para orang tua itu ketemu dengan wali kota, kan SD itu kewenangannya wali kota. Kalau perlu seluruh wali murid didudukkan dan dijelaskan apa dan bagaimana soal itu," kata Ganjar, Senin (18/2).
Lebih lanjut Ganjar menjelaskan, munculnya penolakan dari sebagian orang tua murid di SD Negeri Purwotomo Solo itu lebih karena ketidaktahuan dan kurangnya sosialisasi mengenai HIV/AIDS.
"Ada baiknya memang, semua wali murid dikumpulkan duduk bersama dan dijelaskan apa itu HIV/AIDS. Beri tahu juga bagaimana penularannya, dan cara berkomunikasi dengan penderita HIV/AIDS," jelasnya.
Diwartakan, 14 siswa yang belajar di SD Negeri Purwotomo Solo ditolak sebagian orang tua murid dan terpaksa harus keluar setelah pihak sekolah mendapat desakan dari orang tua murid yang mengajukan protes. Saat ini, ke-14 siswa itu ditampung di Yayasan Lentera. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar