Gubernur Ganjar Pranowo saat berada di Kabupaten Jepara melihat penyambungan listrik gratis. |
Semarang-Revolusi industri 4.0 yang serba mesin dan digital, harus menjadi perhatian bagi semua pihak. Terutama kalangan pendidikan, di dalam menyiapkan anak didiknya bersaing di era revolusi industri 4.0 melalui perubahan kurikulum pendidikan.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan pihaknya berupaya mendorong adanya perubahan kurikulum pendidikan, sebagai modal dasar untuk menghadapi revolusi industri 4.0. Maka, sektor pendidikan juga harus diperbarui melalui kurikulumnya mengikuti perkembangan zaman.
Menurutnya, perubahan kurikulum pendidikan itu juga dalam rangka meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM). Sehingga, pembenahan SDM dalam negeri bisa untuk menghadapi revolusi industri 4.0.
Ganjar menjelaskan, ada dua pilihan dunia pendidikan menghadapi era revolusi industri 4.0. Yakni, mengikuti langkah revolusi atau memilih jalan evolusi.
"Menghadapi revolusi 4.0 juga harus dengan revolusi, jangan evolusi. Maka kita menghadapinya dengan biasa-biasa saja, akibat yang ditanggung kita akan tertinggal. Kalau kita menghadapi dengan revolusi dan basisnya SDM. Ubah kurikulum dengan cepat, berikan insentif dengan sistem pendidikan yang baik. Kurikulumnya harus adaktif," kata Ganjar, Jumat (21/2).
Lebih lanjut Ganjar, pemprov juga akan mendorong pemerintah pusat segera mengambil keputusan politis terkait kebijakan pendidikan yang sejalan dengan kesiapan SDM menghadapi era revolusi industri 4.0.
"Seperti di SMK otomotif ketika praktik, maka mobil yang digunakan mestinya mobil terbaru bukan mobil keluaran lama. Jadi, biar mereka bisa bersaing dalam dunia pekerjaan," jelasnya.
Selain itu, lanjut Ganjar, pemprov juga siap untuk mendampingi para pelaku usaha kecil atau lulusan SMK di dalam mengakses permodalan. Termasuk peningkatan kapasitas sampai cara pemasarannya.
Terpisah, Deputi Bidang Pembangunan Bappenas Rudi Supriyadi Prawiradinata menjelaskan, komponen yang dibutuhkan untuk menunjang pertumbuhan industri 4:0 adalah kebutuhan tersier. Terutama di sektor jasa.
"Ini yang harus kita waspadai, maka infrastruktur disiapkan dan SDM serta jaringan internet juga disediakan. Karena semua akses yang menghubungkan, harus bisa dijangkau dengan mudah," ucap Rudi. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar