Gubernur Ganjar Pranowo saat berkeliling di desa wisata dengan menggunakan sepeda. |
Semarang-Pemprov Jawa Tengah yang berencana membentuk seribu desa wisata baru hingga lima tahun ke depan, mendapat sambutan positif dari kalangan anggota dewan. Sehingga, DPRD Jateng berupaya mendorong pemprov untuk bisa mewujudkan kawasan perekonomian strategis lewat rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) 2019-2023.
Anggota Komisi D DPRD Jateng Abdul Aziz mengatakan RPJMD 2019-2023 itu, saat ini telah memasuki tahap pembahasan besaran anggaran yang harus dikeluarkan. Dengan penyusunan RPJMD itu, diharapkan ada harapan untuk mewujudkan penguatan kawasan regional menjadi pusat perekonomian strategis.
Menurutnya, penguatan kawasan regional menjadi pusat perekonomian strategis bisa diwujudkan dengan memunculkan destinasi-destinasi desa wisata baru yang mampu memikat para wisatawan.
Abdul menjelaskan, meski tidak semua desa di Jateng bisa dijadikan desa wisata, namun ekonomi desa dengan potensi yang ada bisa dikembangkan. Sebab, anggaran yang dikeluarkan cukup besar.
"Di RPJMD ini yang disusun dan disodorkan kepada kami, kapasitas fiskal APBD Provinsi Jawa Tengah per 2023 total Rp30,4 triliun dari posisi 2019 sebesar Rp24,9 triliun. Jadi, setiap tahun ada kenaikan sekitar Rp1 triliun. Saat pembangunan sektor pendapatan kemarin itu, akan kita perkuat secara signifikan," kata Abdul Aziz, Jumat (22/2).
lebih lanjut Abdul Aziz menjelaskan, apabila seribu desa wisata bisa terbentuk, diri optimistis mampu mendukung perekonomian perdesaan di Jateng. Sehingga, pihaknya siap untuk meloloskan komitmen pemprov dari segi regulasi maupun politik anggarannya.
"Pembentukan kawasan strategis di desa memerlukan komitmen semua pihak, dari provinsi sampai ke pemerintah desa. Sehingga, ada sinergi saling mendukung terciptanya perekonomian di desa," jelasnya.
Diketahui, ada 7.809 desa di Jateng dan sebagian di antaranya terdapat desa potensial dikembangkan sebagai pusat perekonomian baru. Satu di antaranya adalah Desa Wisata Ponggok di Kabupaten Klaten, yang mampu menghasilkan Rp15 miliar per tahunnya. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar