Yulianto Prabowo Kadinkes Jateng |
Semarang-Musim hujan yang sudah mulai datang, perlu diantisipasi munculnya penyakit demam berdarah (DB). Karena, lingkungan yang kotor dan banyak genangan air menjadi sarang bagi nyamuk pembawa virus DB.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo mengatakan sepanjang 2018 kemarin, jumlah kasus DB mengalami penurunan bila dibanding tahun sebelumnya. Yakni, 8,68 kasus per 100 ribu jiwa penduduk. Sedangkan di 2017, jumlahnya mencapai 22 kasus per 100 ribu jiwa penduduk.
Menurutnya, kasus DB yang tertinggi di wilayah Jateng terjadi di Kabupaten Magelang sebesar 39 kasus per 100 ribu jiwa penduduk.
Yulianto menjelaskan, untuk mengurangi angka kasus DB di wilayah Jateng dibutuhkan peran aktif dari masyarakat. Salah satunya, dengan menunjuk satu anggota keluarga menjadi juru pemantau jentik atau Jumantik. Tujuannya, memastikan tidak ada jentik nyamuk di sekitar rumah.
"Jadi untuk itu, saya mengimbau kepada warga mewaspadai demam berdarah. Jadi, pemberantasan yang paling efektif dan sederhana serta murah adalah masyarakat sendiri. Sejak awal kami minta setiap rumah tangga, punya juru pemantau jentik atau jumantik. Satu rumah satu jumantik, tugasnya memastikan setiap rumah tidak ada jentik nyamuk," kata Yulianto, Jumat (11/1).
Yulianto lebih lanjut menjelaskan, bagi keluarga yang mendapati ciri-ciri demam selama dua hari tanpa batuk dan pilek bisa segera membawa ke dokter untuk mendapatkan penanganan. Sehingga, tidak sampai menjadi suspect DB dan tak tertangani.
"Mencegah lebih baik daripada mengobati. Jadi, selalu rutin mengecek jentik nyamuk di sekitar rumah setiap lima hari sekali," pungkasnya. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar