Pengunjung melihat stan rumah komersial yang ada di pameran Mal Ciputra belum lama ini. |
Semarang-Menjelang tutup tahun, penjualan rumah nonsubsidi atau rumah komersial di Jawa Tengah selama pameran Property Expo Semarang belum maksimal. Penjualannya hanya berada di angka 256 unit saja.
Ketua Property Expo Semarang Dibya Hidayat mengatakan pada tahun sebelumnya, penjualan rumah komersial di Jateng tercatat 407 unit. Sedangkan tahun ini, hingga pameran perumahan ke sembilan baru 53 persennya.
Menurutnya, ada banyak faktor di tahun ini yang menyebabkan penjualan rumah komersial tidak sesuai dengan harapan.
Dibya menjelaskan, faktor yang membuat penjualan rumah komersial tidak tercapai karena pengaruh kondisi makro ekonomi dan suhu politik dalam negeri. Akibatnya, masyarakat cenderung menunda pembelian rumah dengan menanggung risiko harga rumah terus mengalami kenaikan.
"Kalau di komersial sebagian besar karena faktor makro ekonomi. Karena faktor politik itu memengaruhi makro ekonomi. Yang paling gawat itu. Menurut Bu Sri Mulyani, makro ekonomi kita bagus, tapi kenapa pertumbuhannya lambat," kata Dibya, Rabu (21/11).
lebih lanjut Dibya menjelaskan, dengan semakin menunda pembelian rumah akan merugikan masyarakat. Karena, harga rumah komersial akan semakin jauh melambung.
"Masyarakat memilih wait and see, padahal kebutuhan untuk tempat tinggal sudah sangat mendesak. Saran saya jangan ditunda, dan segera ambil rumah yang diinginkan," ujarnya.
Sementara itu, lanjut Dibya, untuk memenuhi kebutuhan rumah subsidi di Jateng, pihaknya kembali menggelar rumah program fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) di akhir tahun. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar