Seorang petani berada di areal pertanian yang mengering dan terancam puso. Foto: ANTARA |
Semarang-Musim kemarau pada tahun ini diperkirakan akan lebih panjang dari tahun sebelumnya, dan beberapa daerah di Jawa Tengah diprediksi akan mengalami bencana kekeringan paling parah. Bahkan, dampak kekeringan sekarang ini sudah mulai dirasakan dengan makin menyusutnya debit air di beberapa sungai dan mengeringnya lahan pertanian.
Data dari Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang Jateng mencatat, beberapa daerah ada yang lahan pertaniannya mengalami puso.
Kabid Irigasi Air Baku Dinas Pusdataru Jateng Ketut Arsa Indra mengatakan beberapa areal pertanian yang mengalami puso atau gagal panen, menyebar di beberapa kabupaten di provinsi ini.
Berdasarkan data yang ada, jelas Ketut, sebanyak 4.201,5 hektare lahan pertanian mengalami kekeringan dan terancam puso. Kebanyakan berada di wilayah pantura Jateng, mulai dari Kabupaten Tegal sampai Demak.
"Dari laporan-laporan yang kami terima, di daerah irigasi rambut di Tegal ada kurang lebih 265 hektare sudah puso. Kemudian juga di Sumpiuh, tapi belum sampai puso. Kita memang di dalam memanage air yang ada di waduk dan bendungan serta irigasi, duduk bareng melalui forum yang ada, misal komisi irigasi. Tujuannya, untuk membagi air bagi lahan pertanian dan jangan sampai bergeser masa tanamnya," kata Ketut, belum lama ini.
Lebih lanjut Ketut menjelaskan, selain tanaman padi, tanaman pangan lainnya yang terdampak karena kekeringan adalah jagung dan kedelai. Namun, untuk yang mengalami puso tidak sebanyak tanaman padi.
Ketut menyebutkan, untuk wilayah yang puso tanaman jagung dan kedelai ada di Kabupaten Purworejo dan Banjarnegara untuk areal tanaman jagung, serta Grobongan dan Cilacap untuk tanaman kedelai.
"Agar tidak semakin meluas, memang harus dilakukan manajemen pembagian air irigasi di areal pertanian. Tapi, kebanyakan areal pertanian yang puso itu karena ada pergeseran pola tanam dan baru menanam saat masuk musim kemarau," pungkasnya. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar