Meski penjualan masih lesu, namun RumahKita tetap menggelar event pameran di Atrium Mal Ciputra, kemarin. |
Semarang-Lesunya pasar properti dalam negeri, ternyata juga membawa pengaruh terhadap penjualan springbed. Hal itu diakui pengusaha RumahKita, Jimmy Jati Utomo.
Menurutnya, para produsen springbed cenderung bersikap menunda pengembangan produk baru. Sehingga, produk springbed yang ditawarkan tidak ada model terbaru.
Jimmy menjelaskan, karena tidak ada produk baru, maka harga springbed juga tidak mengalami perubahan berarti. Sehingga, bisa dikatakan jika pasar properti mempunyai pengaruh pada penjualan springbed.
"Kalau politiknya sendiri saya lihat mungkin tidak terlalu, tapi lebih ke lesunya properti yang masih jalan di tempat. Ya mungkin saya lihatnya efek di politik juga. Jadi, secara engga langsung ada pengaruhnya juga," kata Jimmy, kemarin.
Lebih lanjut Jimmy menjelaskan, akibat dari lesunya pasar properti karena suhu politik makin memanas, penjualan springbed terus menurun. Diakuinya, penurunan mulai terasa sejak akhir 2015.
"Kalau dibandingkan semester I tahun ini dengan tahun lalu, jelas ada penurunan tapi engga banyak. Ya mungkin single digit. Mulai terasa penurunannya di 2015 akhir kemarin," ujarnya.
Sementara, untuk menggairahkan penjualan springbed di Semarang pada khususnya, RumahKita menggelar pameran selama 12 hari hingga 28 Agustus 2018 di Atrium Mal Ciputra. Pameran tersebut diikuti 13 stan dengan 10 merek springbed terkenal. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar