 |
| Jalan raya Semarang-Demak kerap menjadi simpul kemacetan di jalur pantura timur Jawa Tengah. |
Semarang-Pembangunan jalan tol Semarang-Demak berfungsi sebagai tanggul laut, yang membentang di kedua wilayah tersebut. Namun, untuk memaksimalkan penanganan banjir rob maupun banjir karena luapan air sungai saat musim hujan, akan dibuatkan penahan air aliran permukaan untuk menanggulangi banjir atau disebut run off.
Kepala Biro Infrastruktur dan SDA Setda Jawa Tengah Peni Rahayu mengatakan fungsi tanggul laut yang akan dibangun itu, lebih diutamakan menahan air laut atau rob ke daratan. Namun, agar lebih maksimal ditambah run off untuk mengatasi banjir di musim hujan.
Menurutnya, desain baru tersebut sudah diperbaiki dan masuk Amdal.
"Di dalam dokumen amdal kita sudah hitungkan betul, berapa kapasitas run off yang masuk. Yang tanggul kan jelas untuk mengatasi air laut ke darat, tetapi kta tetap buatkan jalan air dari atas ke bawah kalau Ungaran hujan. Kita akan buat kayak semacam bendungan dengan dilengkapi pompa," kata Peni, belum lama ini.
Lebih lanjut Peni menjelaskan, pengadaan lahan untuk jalan tol Semarang-Demak juga sudah dilakukan dan ditandatangani Sekda Jateng Sri Puryono. Setelah pengadaan tanah rampung, pembangunan jalan tol dilakukan pada Januari 2019 dan rampung Desember 2020.
"Kami sudah inventarisasi dan identifikasi, kemudian pengumuman peta bidang tanah dan penetapan nilai ganti ruginya," ujarnya.
Diwartakan sebelumnya, jalan tol Semarang-Demak memiliki panjang 27 kilometer dan dibutuhkan lahan seluas 346 hektare.
Jalan tol Semarang-Demak terbagi menjadi dua seksi, Seksi I sepanjang empat kilometer di wilayah Kota Semarang yang melintasi Kecamatan Genuk di Kelurahan Terboyo Kulon, Terboyo Wetan dan Trimulyo.
Sedangkan Seksi II sepanjang 23 kilometer di Kabupaten Demak, dan melintasi empat kecamatan. Yakni Kecamatan Sayung, Karangtengah, Wonosalam dan Kecamatan Demak. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar