Kampung Pelangi dilihat dari Taman Kasmaran sebagai destinasi baru di Kota Semarang. Foto: ISTIMEWA |
Menurutnya, ia dan beberapa pengurus lainnya sudah berkeliling ke sejumlah tempat wisata. Hal itu dilakukan, untuk menggali informasi mengenai potensi yang bisa diangkat untuk dijadikan cinderamata bagi wisatawan di Kampung Pelangi nantinya.
Slamet menjelaskan, pengurus Pokdarwis harus berpikir kreatif untuk membuat cinderamata. Sebab, di Kampung Pelangi ada larangan menarik retribusi bagi pengunjung yang datang. Sehingga, dana untuk pembuatan cinderamata harus dipikir pengurus dan warga.
"Bagaimana mencari ciri khususnya cinderamata untuk pengunjung Kampung Pelangi, sampai sekarang belum ketemu. Kami sedang buat gantungan kunci dengan latar belakang Kampung Pelangi bekerjasama dengan dinas terkait. Tapi, karena permodalan yang minim akhirnya belum berjalan. Mengapa, karena pokdarwis engga punya duit. Kami harus dapat dari mana, kan tidak boleh menarik retribusi," kata Slamet, belum lama ini.
Lebih lanjut Slamet menjelaskan, dengan adanya cinderamata khas Kampung Pelangi itu diharapkan wisatawan yang datang akan selalu mengingat. Sehingga, nantinya akan memunculkan rasa kangen untuk datang kembali.
"Biar datang lagi ke sini, mengajak saudara atau tetangga yang belum pernah datang," ujarnya.
Slamet menyebutkan, sejak Kampung Pelangi yang masuk wilayah Kelurahan Randusari ditetapkan sebagai kampung tematik dan destinasi wisata, banyak wisatawan datang berkunjung. Tak hanya berasal dari Kota Semarang dan sekitarnya, tapi juga kota-kota lain di seluruh Indonesia dan juga wisatawan mancanegara. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar