![]() |
Pembangunan Bandara Ahmad Yani, salah satu proyel infrastruktur yang ada di Kota Semarang. |
Semarang-Laxita Kayana Corp yang semula berbasis di Jakarta, banting stir memindahkan holding company ke Kota Semarang pada 2015 lalu. Alasan sederhananya, ingin membuktikan jika berbisnis di Semarang tidak jauh berbeda dengan di Jakarta.
Hal itu dikatakan CEO Laxita Kayana Corp Guntur Raditya Wardhana, belum lama ini.
Menurutnya, perusahaan yang berbasis di luar Jakarta, semisal Kota Semarang, sering dipandang sebelah mata. Bahkan, tak jarang dianggap bukan perusahaan berkelas nasional meskipun memiliki kantor yang cukup besar di Semarang.
Guntur menjelaskan, masih terjadi dikotomi yang memberi sekat terhadap perusahaan-perusahaan lokal untuk bisa disejajarkan dengan perusahaan multi nasional di Jakarta.
"Kendala yang dihadapi perusahaan lokal dalam mengembangkan usahanya di Semarang adalah adanya dikotomi perusahaan Jakarta dengan daerah. Mau segede apapun perusahaannya, kalau kantornya di luar Jakarta disebut perusahaan lokal. Tapi kalau perusahaannya kecil dan berada di Jakarta, disebut perusahaan lokal. Ini yang disebut dikotomi dan kami ingin itu dihilangkan bahwa meski kami berbasis di Semarang tapi jaringannya nasional. Kami bukan perusahaan lokal," kata Guntur.
Lebih lanjut Guntur menyebutkan, dengan potensi yang dimiliki Kota Semarang baik pelabuhan maupun bandara dan juga persinggahan dari tol Trans Jawa, ia ingin membuktikan bahwa Semarang juga bisa sejajar dengan Jakarta. Bahkan, ia menyakini jika perusahaan besar di Jakarta nantinya akan memindahkan usahanya ke Semarang.
"Semarang punya infrastruktur yang lengkap dibanding kota lainnya. Bahkan, upah pekerja di Semarang masih jauh lebih murah ketimbang Jakarta dan Surabaya," pungkasnya. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar