Presiden Jokowi saat berkunjung ke Semarang menghadiri acara ber- sama para tokoh agama dan penyuluh agama se-Jawa Tengah di Lap angan Simpang Lima Semarang, kemarin. Foto: ISTIMEWA |
Semarang-Presiden Joko Widodo mengatakan pada 2030 mendatang, jika negara ini akan menjadi salah satu dari 10 negara yang kuat ekonominya di dunia. Sehingga, rakyat Indonesia harus optimistis untuk menggapainya. Pernyataan itu dikatakan Jokowi, saat menghadiri temu tokoh agama dan penyuluh agama se-Jawa Tengah di Lapangan Simpang Lima Semarang, Sabtu (14/4).
Menurutnya, sebagai salah satu negara yang akan menjelma menjadi negara besar dan kuat ekonominya, maka rasa optimisme harus terus dibangun.
"Dari hitung-hitungan Bank Dunia, hitung-hitungan Bappenas, insyaallah di tahun 2030 Indonesia akan masuk ke-10 negara besar yang kuat ekonominya. Pada tahun 2045, Indonesia akan masuk empat negara terbesar yang terkuat ekonominya. Optimis-optimis ini yang terus kita kembangkan. Jangan mengembangkan prasangka yang tidak baik, jangan kembangkan prasangka-prasangka yang curiga di antara kita," kata Jokowi.
Lebih lanjut mantan gubernur DKI Jakarta itu menjelaskan, sebagai salah satu negara yang akan menjadi besar, maka tidak ada salahnya jika mengalami ujian dan cobaan serta rintangan. Namun yang terpenting, rakyat Indonesia bisa melaluinya dan tidak saling menghasut untuk menjatuhkan.
"Boleh mengkritik tapi harus ada basis datanya dan memberi solusi. Kalau mencela dan mencemooh, hanya memerkeruh suasana dan membuat masyarakat takut," ujarnya.
Jokowi menyebut, setiap potensi konflik yang ada di masyarakat harus bisa diredam, agar tidak membesar dan sulit dipadamkan. Sehingga, dibutuhkan peran dari tokoh agama dan penyuluh agama untuk ikut membantu pemerintah.
"Saya jadi ingat pesan dari Presiden Afganistan, untuk menjaga Indonesia dari bahaya perpecahan. Sebab, Indonesia adalah negara yang besar," tandasnya. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar