Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Wuryanto (dua dari kanan) ber- foto bersama jajaran Polda Jateng dalam acara senam pagi. |
Semarang-Gema pertarungan para kandidat di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2018 di Jawa Tengah, sudah dimulai sejak awal kampanye 15 Februari kemarin. Para pasangan calon (paslon) bupati/wakil bupati, wali kota/wakil wali kota atau gubernur/wakil gubernur sudah terang-terangan adu kekuatan mesin partai politik (parpol) dan massa pendukungnya.
Keriuhan pesta demokrasi rakyat lima tahunan itu, tidak menjadikan prajurit Kodam IV/Diponegoro lengah.
Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Wuryanto mengatakan Pilkada Serentak 2018 di Jateng, bisa berpotensi terjadinya kerawanan atau gesekan. Sebab, tahun ini selain digelar pilkada juga merupakan tahun politik karena persiapan menghadapi Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang.
Oleh karena itu, jelas Wuryanto, meski di 35 kabupaten/kota di Jateng mendapat pengamanan dari jajaran TNI/Polri, namun ada beberapa daerah yang mendapat ekstra perhatian pengamanan. Hal tersebut merujuk pada sejarah dan pengalaman gelaran pilkada sebelumnya.
"Kita sudah memetakan semua wilayah Jawa Tengah dalam pelaksanaan Pemilukada ini, mudah-mudahan dari pemetaan itu kita sudah mengantisipasi semua langkah-langkah preventif maupun antisipatif dalam menanggulangi kemungkinan sesuatu yang terjadi. Kita semua daerah di Jawa Tengah diantisipasi, tapi beberapa wilayah saya anggap agak rawan, yaitu wilayah Solo Raya," kata pangdam di Semarang.
Lebih lanjut Wuryanto menjelaskan, pihaknya perlu melakukan antisipasi sejak dini untuk melakukan pengamanan di lapangan. Sehingga, petugas-petugas khusus sudah dikerahkan untuk mendeteksi dini dan meredam persoalan yang bisa menimbulkan gesekan di masyarakat terkait pilkada.
"Kami sudah menyiapkan enam ribu personel dan terus berkoordinasi dengan Polda Jateng untuk melakukan pengamanan," tandasnya. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar