Sarwa Pramana Kepala BPBD Jateng |
Semarang-Provinsi Jawa Tengah menjadi wilayah yang paling banyak terjadi bencana alam, sehingga mendapat julukan supermarket bencana.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng Sarwa Pramana mengatakan ada 2.463 kasus bencana alam pada 2017 kemarin, dan paling banyak adalah bencana tanah longsor 1.091 kali.
Terkait dengan peristiwa kebencanaan secara umum, pihaknya sudah mengambil langkah-langkah maksimal penanganannya. Sedangkan untuk tanah longsor dan gerakan tanah lainnya, juga telah dilakukan mitigasi bencana untuk mengurangi risiko yang terjadi.
Menurut Sarwa, di wilayah Jateng ada tiga daerah yang perlu mendapat perhatian serius terkait pergerakan tanahnya. Yakn di Kabupaten Wonosobo, Purworejo dan Banjarnegara.
Untuk ketiga kabupaten tersebut, ada beberapa daerah yang warganya harus direlokasi karena tanahnya tidak stabil.
"Yang menarik adalah di Wonosobo banyak gerakan tanah yang warganya harus direlokas, termasuk di Purworejo. Di Purworejo ada gerakan tanah yang masyarakatnya harus direlokasi," kata Sarwa.
Guna memaksimalkan pelayanan dan penanganan kebencanaan yang terjadi di Jateng, lanjut Sarwa, pemprov dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah menandatangani kerja sama tentang dana siap pakai untuk siaga darurat bencana. Dana yang digulirkan untuk Jateng sebesar Rp9,4 miliar, dan digunakan sebagai dana operasional posko siaga, pengadaan logistik dan peralatan darurat bagi provinsi dan 20 kabupaten/kota.
"Kesiapan logistik untuk antisipasi bencana tahun ini kurang lebih sebesar Rp1,2 miliar dengan rincian Rp200 juta melalui Dana Siap Pakai dan Rp996 juta dari APBD provinsi," pungkasnya. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar