GM Pertamina MOR IV Yanuar Budi Hartanto (kiri) melayani masyarakat yang membeli elpiji bersubsidi di SPBU Fatmawati. |
Semarang-Wakil Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Jawa Tengah Trianto Cahyo Legowo mengatakan dalam beberapa pekan di akhir tahun ini, memang diakui terjadi tren peningkatan konsumsi elpiji tidak sesuai dengan prediksi. Karena, biasanya peningkatan konsumsi elpiji tidak sebanyak ketika menjelang Lebaran.
Menurutnya, momentum perayaan Natal dan Tahun Baru masih cukup jauh. Namun, warga sudah menciptakan image elpiji bersubsidi sulit didapatkan.
Padahal, jelas Yoyok, sapaan akrabnya, masyarakat bisa mencari di SPBU terdekat di wilayahnya untuk mendapatkan elpiji.
"Saya meliihat dari fenomena masyarakat, mungkin mereka gak mau kesusahan. Jadi, begitu didekatnya tidak tidak mereka gak mau nyari. Sebenarnya, kalau di SPBU kan pasti ada karena memang sekarang SPBU wajib menjadi pangkalan elpiji tiga kilogram," kata Yoyok.
Yoyok menjelaskan, di setiap SPBU juga menerapkan aturan yang sama tentang pembelian elpiji tiga kilogram. Baik kepada pengecer, maupun rumah tangga dan juga pelaku usaha mikro kecil.
Sementara, salah satu warga yang tinggal di Liman Mukti, Eni mengaku lebih senang membeli elpiji tiga kilogram di SPBU.
Menurutnya, dengan membeli elpiji bersubsidi lebih terjamin harganya.
"Saya seringnya beli ke sini (SPBU Fatmawati). Selain dekat dan gampang, harganya juga murah," ujarnya.
Eni menjelaskan, sepekan sekali dirinya rutin membeli elpiji bersubsidi itu untuk kebutuhan memasak. Meski demikian, dirinya belum berpikiran untuk beralih ke Bright Gas 5,5 kilogram. "Belum sempat, mas," ucapnya. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar