Pekerja sedang membuat kerajinan poci dari tanah liat. |
Semarang, Sebagai Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank terus mendorong usaha kecil menengah (UKM), agar bisa masuk ke pasar ekspor.
Direktur Pelaksana II Indonesia Eximbank Indra W. Supriyadi mengatakan pihaknya mendukung program ekspor nasional, melalui pembiayaan kepada para pelaku UKM.
Hingga Juni 2017 kemarin, jelas Indra, jumlah debitur sudah mencapai 618 debitur dari sebelumnya 38 debitur pada 2009 lalu. Bahkan, outstanding pembiayaan UKM siap ekspor mencapai Rp10,87 triliun atau naik 16 kali lipat daripada 2010.
Pihaknya, jelas Indra, terus konsisten memberikan pendampingan pembiayaan kepada pelaku UKM ekspor. Misalnya pemilik lahan perkebunan kepala sawit, tekstil, furnitur dan juga industri perikanan.
Menurutnya, komoditas-komoditas itu sangat potensial sebagai barang ekspor dan rendah risiko kredt macetnya.
"Jadi, sisi pemilihan sektor sudah terarah, sehingga kita menjaga agar potensi mereka kmengatasi masalah lebih rendah. Kalau sekarang itu kan favoritnya industri perikanan," kata Indra.
Lebih lanjut Indra menjelaskan, keberpihakan Indonesia Eximbank kepada pelaku UKM ekspor hingga Juni 2017 sudah mencapai Rp11,3 triliun. Strategii pembiayaannya melalui direct financing, business linkage dan channeling lembaga keuangan bank dan nonbank.
"Porsi pembiayaan UKM LPEI terhadap kredit UKM perbankan nasional sebesar 1,34 persen. Untuk porsi kredit UKM LPEI di Jateng 2,19 persen dari kredit UKM perbankan," ujarnya.
Setiap tahunnya, Indonesia Eximbank menjaring pelaku UKM berorientasi ekspor, agar bisa mengikuti program Coaching Program for New Exporters (CPNE). Yakni, dengan memberikan pelatihan dan pendampingan secara intensif kepada pelaku UKM berorientasi ekspor. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar