Jalan Purwodadi-Pati saat dilakukan pembetona untuk meningkatkan kualitas jalan, agar mampu dilalui kendaraan besar. Foto: Dok |
Semarang, Data yang disajikan Komisi D DPRD Jateng mengenai 14 persen jalan di Jawa Tengah dalam kondisi rusak tidak bisa dipungkiri. Sebab, setiap hari banyak kendaraan melintas dan sebagian di antaranya membawa muatan berlebih. Sehingga, jalan yang dilalui rentan terjadi kerusakan.
Kepala Dinas Perhubungan Jawa Tengah Satriyo Hidayat mengatakan memasuki musim hujan, jalan yang rusak akan bertambah. Dari yang semula mengalami kerusakan ringan menjadi rusak berat.
Menurutnya, hal itu terjadi karena jalan tidak lagi mampu menahan beban kendaraan yang melintas. Terutama, untuk jalan yang berupa aspal.
Satriyo menjelaskan, lubang di jalan yang semula berupa titik-titik kecil semakin melebar karena hujan yang turun mengakibatkan air menggenang. Ditambah lagi sering dilalui kendaraan berat, maka kerusakan semakin bertambah.
Namun, lanjut Satriyo, khusus untuk jalan milik Provinsi Jawa Tengah saat ini 85 persen sudah dibangun beton. Sehingga, semakin kuat menahan beban kendaraan yang melintas.
Satriyo menyebut, masih adanya 14 persen jalan yang rusak di Jawa Tengah adalah milik kabupaten/kota.
"Berbicara jalan berlubang nol persen tidak bisa. Yang lain diperbaiki, muncul yang lain. Tapi, kalau bicara jalan milik provinsi sudah 85 persen dibeton. Jadi, tidak ada jalan berubang. Karena, menambal jalan berlubang itu adalah pekerjaan yang sia-sia," kata Satriyo, Jumat (3/11).
Lebih lanjut Satriyo menjelaskan, dengan sisa jalan milik provinsi yang belum dibeton diharapkan selesai di tahun depan.
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi D DPRD Jateng Hadi Santoso menyebutkan, masih ada 14 persen jalan di provinsi mengalami kerusakan. Baik rusak ringan maupun berat.
Jalan-jalan yang mengalami kerusakan, merata di semua wilayah di Jawa Tengah. "Dari jalur barat ke timur dan selatan ada data kerusakan jalan," ujarnya. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar