Kilang Refinery Unit IV Cilacap mulai memproduksi Dexlite, untuk memenuhi kebutuhan yang terus meningkat di wilayah Jateng-DIY. Foto: Dok. |
Cilacap, Saat ini, Pertamina Refinery Unit IV Cilacap berhasil memproduksi bahan bakar minyak disel, dengan kandungan sulfur yang lebih rendah. Yaitu, maksimal 1.200 ppm dibanding solar reguler yang sebesar 2500 ppm.
Kilang Cilacap mampu memproduksi Dexlite hingga 6000 kilo liter (KL) atau 41 ribu barrel per bulannya. Jumlah itu masih bisa dioptimalkan lagi.
General Manager Pertamina Marketing Operation Region (MOR) IV Ibnu Chouldum mengatakan melalui supplai poin baru Dexlite di RU IV Cilacap, pemenuhan kebutuhan konsumen dengan bahan bakar yang lebih bersih dan ramah lingkungan bisadipenuhi.
Menurutnya, pasokan Dexlite di Jawa Tengah dan DIY sebelumnya dipasok dari RU VI Balongan.
"Untuk memenuhi permintaan masyarakat di wilayah Utara Jawa Bagian Tengah dipasok dari Balongan ke Pengapon. Sedangkan untuk wilayah Selatan Jawa Bagian Tengah, Dexlite disuplai dengan menggunakan Mobil Tangki dari TBBM Semarang Group (Pengapon) ke TBBM Rewulu," kata Ibnu dikutip dari rilis yang diterima kilas9.com.
Sementara, General Manager RU IV Pertamina Cilacap Dadi Sugiana menambahkan, produk Dexlite yang diolah Refinery Unit IV mengacu pada SK Dirjen Migas tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak Jenis Minyak Solar yang Dipasarkan di Dalam Negeri.
Selain itu, produk Dexlite diproduksi di kilang Fuel Oil Complex I unit Hydro Desulfurization Unit dengan kapasitas 2.300 ton per hari dengan proses penghilangan sulfur yang menghasilkan Desulfurized Light Gas Oil (DLGO). Kemudian, produk DLGO diblending dengan produk solar reguler dengan spesifikasi kandungan sulfur sebesar 1.200 ppm dan cetane number sebesar minimum 51.
"Beberapa keunggulan produk Dexlite antara lain memiliki kemampuan pembakaran yang lebih baik yang membuat penggunaan bahan bakar lebih efisien," ujarnya.
Diketahui, berdasarkan data di pada 2017 terjadi peningkatan konsumsi Dexlite. Realisasi konsumsi pada September 2017, mencapai 3.188 KL atau naik 178 persen dibandingkan dengan konsumsi rerata normal pada Januari-Mei 2017. Yaitu mencapai 1.791 KL. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar